Assalamu'alaikum Wr.Wb Selamat Datang di Blog Dunia Pendidikan Berbagi Wawasan Keilmuan, Keislaman Oleh : Sahrialsyah Sinar, M.Pd.I

Jumat, 24 Desember 2010

MENUMBUHKAN RASA PERCAYA DIRI ANAK

Tak dipungkiri, pasti kita semua ingin jadi lebih percaya diri dan merasa nyaman tentang diri sendiri, sehingga dapat menjalankan kehidupan terbaik kita. Namun sayangnya, menumbuhkan rasa percaya diri tidaklah semudah mengucapkannya. Berikut kami berikan beberapa panduan untuk meningkatkan rasa percaya diri dan menumbuhkan harga diri:
1. Lakukan Sesuatu Yang Membutuhkan Keputusan Dan Tindakan
Anda mungkin telah lama berkeinginan menyambung hubungan dengan teman semasa kuliah, atau mungkin telah lama ingin membersihkan rumah dan menyotir barang-barang yang tak berguna ke gudang. Apapun itu, Anda akan merasa lebih percaya diri dengan merancang tujuan (walau hanya tujuan kecil) dan bertindak untuk mencapainya.
2. Nikmati Hal Yang Anda Kerjakan Dengan Bagus
Apa Anda memiliki hobby atau olah raga yang sangat Anda nikmati? Seperti berenang atau yoga, melukis atau menulis, hal yang menyita perhatian dan membuat Anda lupa waktu saat mengerjakannya. Lalu, ini membuat Anda merasa kompeten dan mampu melakukannya dengan baik. Melakukan hobby juga dapat jadi cara luar biasa untuk meningkatkan rasa percaya diri Anda.

Kamis, 16 Desember 2010

HUKUMAN YANG MENDIDIK DI SEKOLAH

Ada beberapa hukuman ‘tradisional’ yang dulu banyak dipraktekkan, seperti berdiri di depan kelas sambil mengangkat satu kaki atau memegang telinga, berlari keliling lapangan sekolah, menulis “saya tidak nakal lagi” 1000 kali, push up, dan sebagainya. Untunglah model-model hukuman yang menyiksa fisik tapi tak jelas manfaatnya itu sudah jarang dipraktekkan. Tapi bukan berarti hukuman model sekarang sudah baik semua.
    Beberapa bulan lalu saya menerima surat dari kepala sekolah tempat anak saya belajar (SMP). Isinya menyatakan bahwa siswa yang terlambat tiba di sekolah lebih dari lima menit akan dipulangkan (tidak boleh ikut pelajaran). Ini juga model hukuman yang tidak mendidik. Tujuan untuk menegakkan disiplin tentu saja dapat dimengerti, dan saya kira tidak ada yang tidak setuju. Tapi melarang anak belajar di sekolah hanya karena terlambat lebih dari lima menit rasanya sangat berlebihan.
    Aturan/hukuman yang senada dengan itu juga banyak diterapkan, bahkan di perguruan tinggi. Mahasiswa yang kehadirannya kurang dari 20% dilarang ikut ujian.  Seperti saya ceritakan di postingan sebelumnya, ada juga dosen yang melarang mahasiwa masuk kalau terlambat lebih dari 15 menit (meskipun sang dosen sendiri juga tidak selalu tepat waktu).
Coba bandingkan dengan apa yang dilakukan oleh salah satu dosen saya waktu kuliah. Beliau juga ingin supaya mahasiswanya rajin kuliah. Jadi, pada tataran tujuan, sama lah.. Yang berbeda adalah hukuman atau sanksinya. Beliau membuat aturan, bahwa mahasiswa yang kehadirannya kurang dari 80% harus membuat karya tulis (paper). Itu menurut saya salah satu bentuk hukuman yang mendidik. Asal tahu saja, saya dulu merupakan salah satu mahasiswa yang sangat menikmati aturan beliau secara ’sempurna’, karena saya memang tidak rajin kuliah dan saya juga senang menulis.
Apa yang dilakukan oleh dosen saya itu saya kira bisa diterapkan oleh siapa saja yang berprofesi sebagai pengajar. Daripada menyuruh pulang siswa, atau menulis kalimat ratusan kali yang tak jelas manfaatnya, mengapa tidak mempertimbangkan berbagai bentuk hukuman yang mendidik seperti membaca buku di perpustakaan yang meminta siswa meringkasnya, menyuruh siswa menulis puisi, minta siswa membuat kliping korang, mencari informasi dari internet, dsb. Jika kesalahan dilakukan secara kolektif oleh banyak siswa, membersihkan kelas juga termasuk hukuman mendidik, atau minimal tidak buruk.
    Hukuman yang baik juga tidak boleh ‘memperlakukan’ siswa yang membuat kesalahan. Ini prinsip yang mudah diucapkan, tetapi tidak mudah dipraktekkan, terutama karena sensitivitas anak berbeda-beda. Ada yang cepat merasa malu, ada yang tidak. Tapi guru yang baik sensitif terhadap perbedaan kepribadian siswanya, sehingga dapat menakar hukuman yang diberikan agar tidak mempermalukannya. Karena hukuman yang memperlakukan biasanya justru membangkitkan naluri ‘dendam’ dan berpotensi membuat siswa membuat kesalahan lain yang lebih besar.
    Tapi, apa pun kesalahan yang dibuat oleh siswa, opsi pertama yang diambil oleh guru/dosen sebaiknya adalah “tanpa hukuman”. Kalau tanpa hukuman siswa yang melakukan kesalahan bisa memperbaiki perilakunya, mengapa mesti dihukum? Dalam banyak kasus, siswa dapat menjadi lebih baik jika diajak bicara dari hati ke hati. Kalau di sekolah, itu mestinya menjadi tugas guru Bimbingan dan Konseling (BK).

   Yang pasti, jika memang harus ada hukuman, apa pun bentuk hukuman yang diberikan, hukuman itu tidak boleh menghilangkan hak anak/siswa untuk belajar..

HUKUMAN YANG MENDIDIK

Ketika anak berbuat nakal, hampir 90 persen orang tua mengaku pernah memberikan hukuman fisik pada si kecil. Padahal sudah banyak psikolog yang melarang orang tua menghukum anak secara fisik, karena dapat berlanjut ke kekerasan fisik.

Yang perlu para orang tua tahu, kekerasan fisik bisa menyebabkan kembangan emosi si kecil terganggu. Bahkan, tak jarang perilaku si kecil juga bisa makin 'liar'.   

Sebuah penelitian dari University of New Orleans, AS, menyimpulkan tiga hukuman untuk anak berikut ini adalah yang paling efektif dibandingkan dengan memukul, yaitu:
  1.  Mendiamkan atau memberikan mereka waktu sendiri untuk merenungi kesalahannya. Setelah itu, baru   ajak dia mengobrol menanyakan apa alasan si kecil berulah.
  2.  Memberikan anak tugas rumah tambahan.
  3. Tidak memperbolehkan si kecil melakukan aktivitas favoritnya untuk sementara. Misalnya, tak diizinkan bermain internet dan menonton teve selama seminggu.

Kekerasan memang bukan solusi terbaik. Sebab, meski orang tua hanya sesekali memukul anak, tetap saja dapat membuat anak cenderung mudah stres dan tidak percaya diri.
"Kuncinya adalah konsistensi. Memberikan hukuman fisik, bagi Anda mungkin cukup keras sehingga si kecil bisa menghentikan kenakalannya. Tapi, cara itu justru bisa menimbulkan masalah yang lebih besar. Lebih baik menggunakan tipe untuk mendisiplinkan anak dan fokus pada konsistensi," kata Dr. Paul Frick, salah satu pengajar dariUniversity of New Orleans, AS.

Pada penelitian ini, Dr. Frick dan tim peneliti mengamati dampak dari kekerasan fisik pada 98 anak. Dampaknya ternyata lebih banyak negatifnya. Pelajaran yang didapat anak justru, jika sedang marah pada seseorang, kita diperbolehkan untuk memukul.

"Kuncinya adalah memiliki beragam bentuk hukuman yang tergantung pada usia anak. Pada anak yang masih di bawah 5 tahun, lebih baik diberi hukuman dengan mendiamkannya. Sedangkan bagi anak yang berusia di atas lima tahun, akan lebih baik jika diberi hukuman tambahan tugas rumah dan tidak diizinkan melakukan aktivitas favorit si kecil untuk sementara. Tiga cara ini cukup efektif dan tanpa menyakiti anak-anak," ujar Frick yang hasil penelitian ini dimuat dalam 'Journal of Applied Developmental Psychology'.
• VIVAnews

Rabu, 15 Desember 2010

PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS IT

“Dalam era perkembangan sains dan teknologi, umat Islam harus memanfaatkan teknologi agar dapat menghadapi dan melakukan proses transformasi,” kata Maftuh di Semarang, Kamis [12/02] .
Pola pendidikan Islam zaman dahulu, lanjutnya, sangat anti dengan semua yang berbau Barat. “Jangankan persoalan teknologi, memakai celana panjang saja saat itu tidak diperbolehkan karena identik dengan penjajah (bangsa barat),” katanya.
Ia menjelaskan, pola pendidikan tersebut benar jika dilihat dalam konteks zaman dahulu. “Saya sangat memahami, karena bertujuan untuk membangkitkan semangat patriotisme dalam usaha mengusir penjajah dari tanah air,” jelas Maftuh.
Akan tetapi, kata Maftuh, pola pendidikan tersebut tidak sesuai lagi diterapkan saat ini. “Kita harus melakukan perubahan untuk menghadapi arus transformasi sosial budaya dengan cara yang kreatif,” katanya.
Perubahan tersebut, pertama, melakukan lompatan dari pola hidup lama. “Kita harus meninggalkan sikap malas, tidak disiplin, kurang percaya diri, dan sebagainya menuju sikap bekerja keras, disiplin, percaya diri, tangguh cerminan perilaku muslim yang ‘akhlak al karimah,” kata Maftuh.
Langkah kedua, lanjutnya, melakukan transformasi pendidikan dengan mengedepankan “amar ma’ruf nahi mungkar”, karena pendidikan Islam berasaskan nilai-nilai luhur Islam yang harus tetap dijaga.
Langkah terakhir, kata Maftuh, memanfaatkan kemajuan sains dan teknologi, dengan “Information and Communication Technology” (ICT).
“Hanya saja, kita harus menyadari bahwa produk teknologi yang saat ini didomisasi oleh negara-negara Barat, tidak pernah bebas nilai karena kehadiran suatu produk teknologi seringkali ikut mengubah cara berpikir, pandangan hidup, norma, budaya, dan sistem nilai masyarakat,” katanya.
Ia mengatakan, pemanfaatan ICT dalam pendidikan Islam juga harus memperhatikan kemungkinan terjadinya hal tersebut. “ICT hanyalah piranti dan alat, bukan tujuan, tapi pelaku pendidikan yang menjadi penentu utama keberhasilan,” kata Maftuh. ( ant )

ORIENTASI BARU DALAM KEBIJAKAN DIKNAS


  1. Berbasis kompetensi dalam arti bertujuan menbentuk kompetensi
  2. SPN sebagai kreteria minimal yang harus dicapai oleh berbagai kompenen sistem pendidikan
  3. Kurikulum mengacu pada SPN dan menyesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan &kepentingan perserta dididk dan lingkungannya.
  4. Perhatian yang proporsioanal terhadap pembentukan kompetensi intelaktual, moralitas dan keterampilan



Jumat, 10 Desember 2010

ILMU PADI

Ilmu padi bukanlah ilmu dalam arti sebenarnya, tetapi merupakan suatu pandangan filosofi hidup pada masyarakat Asia Tenggara (Melayu), yang diilhami dari perkembangan bulir padi sejak berbunga hingga bernas bulirnya. Ungkapan lengkapnya berbunyi
"Bagaikan padi, semakin masak semakin merunduk."
Makna dari ungkapan ini adalah manusia tidak layak untuk bersikap angkuh atau sombong karena usia atau kemampuan yang dimilikinya. Masyarakat akan memandang baik seseorang apabila semakin tinggi usia, atau semakin tinggi kemampuannya, ia semakin merendahkan hatinya.

NAMIRA GREEN SCHOOL

Green School", Sekolah Peduli Lingkungan
SECARA arti kata green school adalah sekolah hijau. Namun dalam makna luas, diartikan sebagai sekolah yang memiliki komitmen dan secara sistematis mengembangkan program-program untuk mengintemali-sasikan nilai-nilai lingkungan ke dalam seluruh aktivitas sekolah. Karenanya, tampilan fisik sekolah ditata secara ekologis sehingga menjadi wahana pembelajaran bagi seluruh warga sekolah untuk bersikap arif dan berperilaku ramah lingkungan (Sugeng Paryadi, 2O08).
Melihat kondisi lingkungan sekitar saat ini, konsep sekolah hijau sangat penting untuk diimplementasikan secara lebih luas. Berbagai bencana alam yang terjadi seperti banjir, tanah longsor, dan sebagainya, sebagian besar diakibatkan oleh perbuatan manusia yang merusak ekosistem lingkungan. Selain berserah diri pada-Nya, tentu saja perlu dilakukan upaya penyadaran agar manusia makin ramah pada lingkungan.
Di sinilah, konsep sekolah hijau dalam menumbuhkan sikap peduli lingkungan melalui proses pembelajaran dan pembiasaan menjadi penting dan strategis. Di sekolah, proses pembelajaran mengarah pada upaya pembentukan perilaku siswa yang peduli lingkungan melalui model pembelajaran yang aplikatif dan menyentuh kehidupan sehari-hari. Sementara itu, lingkungan sekolah dijadikan wahana pembiasaan perilaku peduli lingkungan sehari-hari. Dengan demikian, kedua aspek tadi, menuju pada satu tujuan yaitu internalisasi atau pembiasaan perilaku peduli lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
Mengutip pendapat Sugeng Paryadi, penyusunan program sekolah hijau ini dilakukan secara holistik dengan mengaitkan seluruh program yang ada di sekolah serta mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat.
Potensi internal sekolah seperti ketersediaan lahan, sumber daya air, energi,
bentang alam, tradisi masyarakat sekitar, dan ekosistemnya merupakan objek pengembangan dalam konsep sekolah hijau. Sementara dalam pandangan LSM Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati), program sekolah hijau ha-rus mengembangkan (a) kurikulum berbasis lingkungan; (b) pendidikan berbasis komunitas; (c) peningkatan kualitas lingkungan sekolah dan sekitarnya; (d) sistem pendukung yang ramah lingkungan; dan (e) manajemen sekolah berwawasan lingkungan.
Implementasi sekolah hijau dilakukan dalam tiga langkah strategis yaitu pertama, bidang kurikuler, pembelajaran lingkungan hidup dilakukan secara terintegrasi dengan mata pelajaran yang ada. Guru harus pandai mengemas pembelajaran dengan pemahaman dan pengalaman belajar yang aplikatif. Kedua, bidang ekstrakurikuler yaitu mengarah pada pembentukan kepedulian siswa terhadap pelestarian lingkung-
an melalui kegiatan penyuluhan lingkungan dan lomba karya lingkungan.
Ketiga, bidang pengelolaan lingkungan sekolah yaitu melalui (a) pemanfaatan dan penataan lahan sekolah menjadi laboratorium alam seperti menjadi kebun dan tanaman obat-obatan, ajakan hemat energi dan air, daur ulang sampah melalui proses reduce, reuse, dan recycle, serta (b) pengelolaan lingkungan sosial dalam bentuk pembiasaan perilaku-perila-ku nyata yang positif di antaranya kedisiplinan, kerja sama, kepedulian, kejujuran, dan menghargai kearifan lokaL
Lingkungan sekolah adalah lingkungan kehidupan sehari-hari siswa. Jika lingkungan sekolah dapat ditata dan dikelola dengan baik, maka akan menjadi wahana efektif pembentukan perilaku peduli lingkungan.  
"Tujuan Green School ini, untuk mengubah lingkungan sekolah menjadi
hijau, bersih dan sehat.”
Pengelolaan seutuhnya dilakukan para siswa dengan media pot maupun
langsung pada lahan tanah, dengan pupuk yang diswakelola melalui proses
daur ulang sampah.
Melalui program "Green School" ini, menurut saya, para siswa akan
mendapatkan ilmu berlipat ganda, selain pendidikan umum secara formal, juga
akan mendapatkan pengetahuan extra kurikuler khususnya dibidang pertanian,
yang tentunya akan sangat bermanfaat untuk masa depannya.

ISU PENDIDIKAN AGAMA DI PENDIDIKAN UMUM


Isu-Isu Pendidikan Agama Di Sekolah Umum
Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pada awal perkjembangan sains moderen (sekitar abad 16/ 17 M) pernah terjadi perpecahan antra kaum agamawi dan ilmuan, yang ditandai dengan sikap kekerasan kaum agamawi eropa (penganut geosentis) kepada penganut heliosentris, seperti Bruno, Kepler, Galileo dan lain-lain.
Dalam keyakinan beragama, (sebagai hasil pendidikan agama) diharapkan mampu memperkuat upaya penguasaan dan pengembangan iptek dan sebaliknya, pengembangan iptek memperkuat keyakinan beragama. Beberapa kelemahan dari pendidikan agama islam disekolah, baik dalam pemahaman materi pendidikan agama islam maupun dalam pelaksanaannya, yaitu:
6. Dalam bidang teologi, ada kecendrungan mengarah pada paham patalistik
7. Bidang akhlak yang berorientasi pada urusan sopan santun dan belum dipahami sebagian keseluruhan peribadi manusia beragama
8. Dalam ibadah diajarkan sebagai kegiatan rutin agama dan kurang ditekankan sebagai proses pembentukan keperibadian
9. Dalam bidang hukum cendrung dipelajari sebagai tata turan yang tidak akan berubah sepanjang masa dan kurang memahami dinamikan dan jiwa hukum islam.
10. Agama islam cendrung diajarkan dogma dan kurang mengembangkan raionalitas secara kecintaan ada kemajuan pengetahuan.

Kamis, 02 Desember 2010

PENDIDIKAN SENTRAL

Kepala sekolah memiliki peranan yang sangat kuat dalam mengkoordinasikan, menggerakkan, dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai agar mampu mengambil inisiatif dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah (Mulyasa, 2005). Manajemen sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Hal ini disebabkan karena manajemen sekolah secara langsung akan mempengaruhi dan menentukan efektif tidaknya kurikulum, berbagai peralatan belajar, waktu mengajar dan proses pembelajaran. Sekolah efektif dalam perspektif manajemen, manajemen sekolah merupakan proses pemanfaatan seluruh sumber daya sekolah yang dilakukan melalui tindakan yang rasional dan sistematik (mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengerahan tindakan dan pengendalian) untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Darling-Hammond,L (1992) menyatakan dimensi sekolah efektif meliputi : 1) layanan belajar bagi siswa, 2) pengelolaan dan layanan siswa, 3) sarana dan pra sarana sekolah, 4) program dan pembiayaan, 5) partisipasi masyarakat, dan 6) budaya sekolah. Sekolah yang efektif berada dalam lapangan manajemen sekolah yang ciri/karakteristiknya menurut Edmonds (dalam Syafaruddin, 2002) meliputi (a) Kepala sekolah dan guru-guru memiliki komitmen dan perhatian yang tinggi terhadap perbaikan mutu pengajaran, (b) Guru-guru memiliki harapan yang tinggi untuk mendukung pencapaian prestasi siswa, (c) Iklim sekolah yang tidak kaku, sejuk tanpa tekanan dan kondusif dalam seluruh proses pengajaran, (d) Sekolah mempunyai pemahaman yang luas tentang fokus pengajaran dan mengusahakan keefektifan sekolah dengan mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah untuk mencapai tujuan secara maksimal, (e) Sekolah efektif dapat menjamin kemajuan siswa yang dimonitor secara periodik. Sejalan dengan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kepala sekolah yang memiliki kemampuan dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen meliputi sebagai berikut: Dalam perencanaan meliputi (1) Kepala sekolah dapat menetapkan program-program sekolah, (2) Kepala sekolah dapat merumuskan kebijakan-kebijakan sekolah, (3) Kepala sekolah dapat menyusun program kerja sekolah, dan (4) Kepala sekolah dapat merumuskan langkah-langkah pelaksanaan program. Dalam pengorganisasian meliputi (1) Kepala sekolah dapat menempatkan guru sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki dalam KBM, (2) Kepala sekolah dapat mengatur penggunaan sarana dan prasarana yang ada sesuai dengan kebutuhan siswa, guru dan personel lain sehingga terjalin kerjasama yang baik, (3) Kepala sekolah dapat memberikan solusi terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh guru dan personel sekolah lainnya, (4) Kepala sekolah dapat mengatur kerjasama dengan pihak atau instansi lain untuk menyukseskan program-program sekolah.
Dalam penggerakan meliputi (1) Kepala sekolah dapat memotivasi guru sehingga guru merasa mampu dan yakin untuk melaksanakan program- program sekolah, (2) Kepala sekolah dapat memimpin dan mengarahkan guru-guru dengan baik, (3) Kepala sekolah dapat mendorong guru-guru untuk mengembangkan profesionalisme sesuai dengan bidangnya, (4) Kepala sekolah dapat mendorong guru bekerja dengan tujuan untuk pencapaian prestasi. Dalam pengendalian meliputi (1) Kepala sekolah dapat mengevaluasi pelaksanaan program-program sekolah seperti yang telah ditetapkan dalam tahap perencanaan, (2) Kepala sekolah dapat mengevaluasi kinerja guru dan personel sekolah lainnya, (3) Kepala sekolah dapat memberikan penguatan terhadap keberhasilan yang telah dicapai oleh guru, (4) Kepala sekolah dapat memperbaiki kesalahan/kelemahan yang telah dibuat oleh guru dan personel lainnya.
Kemajuan suatu sekolah tidak terlepas dari kompetensi manajerial yang dimainkan dan dimiliki oleh kepala sekolah. Semegah apapun dan secanggih apapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah kalau tidak dimanage dan ditangani oleh kepala sekolah beserta dengan aparat birokrasi sekolah yang bersangkutan, maka itu akan sia-sia.
Oleh sebab itu, kemajuan dan perkembangan suatu sekolah sangat ditentukan atensi dan kompetensi yang dimiliki oleh kepala sekolah, sehingga kiprah kepala sekolah di dalam menjalankan visi,misi dan strategi sekolah dapat terwujud. Urgensinya dari persoalannya bahwa: Pertama, kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas yang sarat dengan harapan dan pembaharuan, oleh sebab itu kepala sekolah adalah inovator. Kemasan cita-cita mulia pendidikan kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah. Optimisme dan kepercayaan orang tua menyekolahkan putera-puterinya pada sekolah tertentu tidak lain berupa fenomena menggantungkan cita-citanya pada semua komponen persekolahan seperti guru, karyawan dan kepala sekolah. Karena orang tua masih banyak memiliki pandangan bahwa suatu sekolah yang sudah menjadi primadona dan fanatismenya disebabkan oleh popularitas suatu sekolah yang
didukung oleh sarana dan prasarana memadai, komponen birokrasi dan administrasi sekolah yang terbuka, harmonisasi dan interaksi antar semua komponen persekolah saling mendukung dan terbentuk suasana kondunsif, di manapun lokasi sekolah yang bersangkutan akan tetap dikejar. Apalagi masih melekat dari para orang tua yang sudah tertanam didirinya, bahwa bila anak pertamanya dididik di sekolah tertentu, maka untuk anak-anak berikutnya tetap menginginkan sekolah yang bersangkutan. Hal ini tentunya atas pertimbangan yang sudah disebutkan di atas. Siswa dapat belajar dan membelajarkan dirinya hanya karena fasilitasi kepala sekolah, oleh sebab itu seorang kepala sekolah mestilah seorang fasilitator. Seonggokan aturan dan kurikulum yang selanjutnya direalisasiakan oleh para pendidik sudah pasti atas koordinasi dan otokrasi dari kepala sekolah. Singkatnya, kepala sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan.
Kedua, sekolah sebagai suatu komunitas pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah. Pada level ini, kepala sekolah sering dianggap satu atau identik, bahkan secara begitu saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya. Di sini tampak peranan kepala sekolah bukan hanya seorang akumulator yang mengumpulkan aneka ragam potensi penata usaha, guru, karyawan dan peserta didik; melainkan konseptor managerial yang bertanggungjawab pada kontribusi masing-masingnya demi efektivitas dan efiseiensi kelangsungan pendidikan. Akhirnya, kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah. Sayang sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam sekolah diharubirukan oleh ketakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada dalam sekolah. Ketiga, mestilah memahami akan fungsi apa yang disebut dengan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) atau dikenal dengan istilah Total Quality Management (TQM) Salah satu pola manajemen yang berisi seperangkat prosedur yang digunakan oleh setiap orang/institusi untuk memperbaiki kinerja pembelajaran secara terus menerus. Karena manfaat dari MMT ini antara lain adalah untuk meningkatkan kinerja proses pembelajaran melalui peningkatan produktivitas, efektivitas dan efisiensi. Konsep ini harus dipahami oleh semua unsur birokrasi sekolah, mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, guru BP, petugas laboratorium, pustaka, karyawan, penjaga sekolah, siswa, orang tua dan komite sekolah. Masing-masing bersinergi dan saling menunjukan kinerja, dan masing-masing saling bertanggungjawab dengan tugas dan fungsi yang melekat pada dirinya. Akan terasa pincang jalannya suatu organisasi sekolah, bilama masing-masing komponen tidak saling mendukung, dan lebih celakanya masing-masing komponen melempar tanggungjawab, dan seolah-olah tugas dan fungsi yang melekat pada dirinya bisa dikerjakan oleh orang lain. Oleh sebab itulah, kompetensi seorang kepala sekolah di dalam menjalankan roda organisasi sekolah mesti ada. Kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah di samping yang disebutkan di atas, diantaranya adalah konseptor, negosiator, administrator, motivator. Disamping itu seorang kepala sekolah juga memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional, dan ini terkait erat dengan program sertifikasi bagi kepala sekolah. Suatu hal yang harus melekat erat pada seorang kepala sekolah adalah memiliki visioner, punya pandangan dan wawasan, intelektual, dan bertanggungjawab.

Minggu, 14 November 2010

SURAH AL-FATIHAH

1.Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha penyayang
2.segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam
3.Maha pemurah lagi maha penyayang
4.yang menguasai hari pembalasan
5.hanya kepada engkaulah kami menyembah dan hanya kepada engkaulah kami meminta pertolongan
6.tunjukilah kami jalan yang lurus
7.yaitu( jalan) orang-orang yang telah engkau anugerahkan nikmat kepada mereka bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan( pula jalan) mereka yang sesat

Rabu, 10 November 2010

BERQURBAN DAN KEIHKLASAN

BERQURBAN DAN KEIHKLASAN

yariat Qurban telah mengalami perjalanan yang panjang. Bagaimana tidak, Qurban merupakan salah satu syariat (aturan) yang pertama turun kepada manusia. Syariat ini turun pertama kali kepada dua anak Adam. Umur syariat ini sama dengan umur manusia hidup di dunia. Usia yang lama dan perjalanan yang panjang menjadikan syariat ini mengalami berbagai penyimpangan.

Hal ini di ingatkan Allâh kepada Nabi terakhir, Rasûlullâh Muhammad Saw., "Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil), Aku pasti membunuhmu! Berkata Habil, Sesungguhnya Allâh hanya menerima (qurban) dari orang-orang yang bertakwa." (Qs. Al-Maidah [5]:27)

Kenapa ada qurban yang di tolak (Qabil) dan diterima (Habil)? Bila kita perhatikan ternyata penolakan tersebut terjadi diakibatkan adanya unsus-unsur asarah (sikap manusia lebih mementingkan urusan duniawi). Dalam pengertian umum, apabila unsur ra’yu (pertimbangan akal) sudah ikut campur mengatur urusan wahyu itulah yang menjadi sebab diantara tertolaknya suatu amal ibadah. Meskipun perbuatan itu terlihat baik dan benar, tetapi Allâh Maha Tahu bahwa perbuatan itu tidak baik dan tidak benar.

Sering kita mendengar ungkapan "Yang penting ikhlas" orang sering tertipu dengan ungkapan seperti itu. Ikhlas yang mana? Apakah putera Adam yang qurbannya di tolak itu tidak ikhlas? Menurut pemikirannya, dia berqurban dengan ikhlas, tetapi kenyataannya Allâh menolak qurbannya karena tidak ikhlas.

Yang di maksud ikhlas adalah satu sikap mengosongkan satu pekerjaaan dari segala unsur selain unsur wahyu. Kita perhatikan firman Allâh Swt., "Wa mâ umirû illâ liya’budûllâha mukhlishîna lahuddîn - Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allâh dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya." (Qs. Al-Bayyinah [98]:5) yang dimaksud "Mukhlishîna lahuddîn" bukan mengikhlaskan agama tetapi mengikhlaskan ibadah hanya bagi-Nya. Dalam arti dalam setiap ibadah diharuskan tunduk, patuh dan taat kepada syariat yang telah ditentukan. Jika demikian akan mendapatkan apa yang di nyatakan Allâh Swt., "Wallâhu yuhibbul mukhlisîn," Allâh menyukai orang-orang yang patuh, tunduk dan taat, dan seperti inilah gambaran dari keikhlasan.

Diantara dilalah (petunjuk) bahwa Qabil tidak ikhlas dalam berqurban muncul sifat hasud dalam dirinya setelah mengetahui qurbannya tidak diterima. Dia mengatakan "Laaqtulannak" karna engkau di terima sedangkan aku di tolak, biar di kemudian hari tidak ada saingan lagi tidak ada cara yang lain kecuali harus dihilangkan saingan itu. Inilah barangkali ciri dari ketidakikhlasan.

Keistimewaan umat terdahulu adalah ketika suatu ibadah itu diterima atau tidak, pada saat itu juga akan terlihat ciri-cirinya; seperti yang terjadi pada qurban anak Adam. Sehubungan dengan hal tersebut, Rasûlullâh Saw., pada satu saat pernah menyatakan kepada para sahabat dalam ungkapan yang mutlaq, "Satarauna asaratan," pada satu saat kalian akan melihat asarah (sikap manusia lebih mementingkan urusan duniawi).

Ada empat jenis pertanyaan yang biasa berlaku; (1) Pertanyaan karena ingin tahu, (2) Pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban, (3) Pertanyaan karena ingin memberi tahu, dan (4) Pertanyaan untuk menguji. Pada suatu saat Rasûlullâh Saw., mengajukan pertanyaan pada para sahabat,
Diantara makhluk Allâh, menurut kalian siapa yang paling beriman? Para sahabat menjawab, para Malaikat! Rasûlullâh menyatakan, tidak mengherankan jika para malaikat paling beriman karena mereka berada di sisi Tuhan mereka, siapa yang paling beriman selain malaikat?. Sahabat menjawab lagi, bila demikian, para Nabi! Rasûlullâh menyatakan, tidak heran para Nabi beriman karena wahyu turun kepada mereka, selain para Nabi? Para sahabat kembali menjawab, jika demikian kamilah yang paling beriman! Kembali Rasûlullâh menyatakan, tidak heran kalian beriman dan tidak ada alasan bagi kalian untuk tidak beriman sedangkan aku sebagai Nabi berada di tengah kalian, kalian melihat mu’jizat dan kalian menyaksikan wahyu turun di tengah-tengah kalian.

Setelah para sahabat kehilangan jawaban, kemudian Rasûlullâh menjelaskan, yang paling beriman diantara makhluk Allah dan yang paling mentakjubkan adalah mereka, orang-orang yang hidup jauh setelah kalian, mereka yang hanya menemukan suhuf, lembaran-lembaran wahyu (Alquran) tetapi mereka beriman kepada isi lembaran-lembaran tersebut. Merekalah yang paling beriman diantara makhluk Allah.

Di satu sisi Rasûlullâh mengagumi keimanan kita yang hidup di zaman ini, namun dari sisi lain (segi amal) Rasûlullâh merasa khawatir.

Asarah yang diungkapkan beliau secara muthlaq bisa berada dalam berbagai amal; dalam shalat, shaum, zakat, umrah dan haji termasuk di dalam qurban, sehingga jika semuanya mengandung unsur-unsur asarah, apakah kiranya termasuk ibadah yang diterima atau termasuk ibadah yang ditolak? Yang terakhir inilah yang perlu kita khwatirkan dan berusaha melepaskan segala unsur asyarat dari setiap amal ibadah kita.

Setiap umat mempunyai kaifiat tertentu dalam syariat, tetapi yang paling sempurna adalah syariat pada umat yang paling akhir karena berhubungan dengan qurban secara mutlaq. Qurban pada umat terakhir ini ada yang disebut 'Aqiqah, udhiyyah, dan hadyu. Pada semua syariat inilah Rasûlullâh merasa khawatir; dalam 'aqiqah, unsur ra’yu turut serta mengatur masalah wahyu sehingga bukan daging ‘aqiqah yang dibagikan melainkan daging yang telah dimasak. Ada ungkafan, "Jangan tanggung dalam beramal, dimasak sekalian daging 'aqiqah baru dibagikan!" Ungkapan tersebut sepertinya baik, padahal telah jauh melampaui syariat yang telah ditentukan. Inilah unsur ra'yu ikut campur dalam masalah wahyu.

Demikian pula dalam pelaksanaan hadyu pada ibadah haji. Berapa ratus ribu jamaah haji kita yang berangkat setiap tahunnya ke Makkah, namun dari sekian ratus ribu itu, kiranya berapa ribu yang melaksanakan hadyu (qurban) dengan baik dan benar? Sering terdengar banyak jamaah haji kita yang tidak melakukan hadyu di Makkah atau di Mina melainkan di kampung halamannya sendiri, dititipkan pada keluarganya untuk disembelih di sana, karena merasa akan lebih bermanfaat; masyarakat kampungnya bisa terbagi dan alasan lainnya. Padahal hadyu pada ibadah haji sifatnya sudah jelas merupakan hadyan balighan ka’bah. Ibadah qurban yang ditentukan tempat dan waktunya. Jika hadyu dilakukan di kampung halaman sendiri maka dengan demikian ibadah hajinya perlu diulangi lagi, ekstrimnya bisa dikategorikan tidak sah karena unsur ra’yu sudah ikut campur dalam masalah wahyu.

Pada suatu hari Rasûlullâh menjelaskan tata cara udhiyyah (qurban) namun ada diantara sahabat yang menyertakan ra'yu dalam pelaksanaannya. Salah seorang sahabat menyembelih hewan qurbannya sebelum shalat ied dilaksanakan dengan alasan dia ingin ibadah qurbannya yang paling pertama pada hari itu. Ketika Rasûlullâh mengetahui hal tersebut beliau bersabda, "Barang siapa yang melakukan sembelihan sebelum shalat maka dia harus menyembelih seekor kambing lagi sebagai ganti sembelihan yang tidak sah!."

Pada suatu kesempatan seorang sahabat di Tanya, "Bagaimana sembelihan yang kalian lakukan pada zaman Rasul? Sahabat itu mejawab, Seseorang menyembelih itu untuk dirinya juga atas nama keluarganya, lalu mereka memakannya, membagikan dan menyimpannya sehingga terjadilah kejadian yang seperti kau lihat pada saat ini, orang sudah saling membanggakan diri dalam qurbannya." Membanggakan diri karena merasa hewan qurbannya paling besar, paling bagus, dan paling mahal. Inilah yang dikhawatirkan Rasûlullâh, suatu saat umatnya akan saling membanggakan diri.

Suatu saat khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab sengaja tidak melakukan qurban. Keduanya tidaklah lupa ataupun sudah kehabisan uang untuk berqurban. Akan tetapi keduanya melakukan hal tersebut sebagai saddu dara'i (pencegahan) jangan sampai umat menganggap udhiyah itu wajib.

Qurban yang kita lakukan pada hari raya Iedul Adha, di hari-hari tasyrik merupakan sembelihan udhiyyah yang mudah-mudahan unsur-unsur ra'yu yang ada dalam benak kita tidak ikut campur dalam masalah wahyu. Semoga ibadah qurban kita termasuk ibadah yang diterima di sisi Allâh Swt. Amien! [Basyir, edited by Assaha]
____________________

Minggu, 07 November 2010

Function of shalat

  1. Shalat can restrain someone from doing shameful and unjust deeds.Allah said,.."shalat restrains from shameful and unjust deeds...."(QS.Al-Ankabut 29:45)
  2. shalat is the pillar of religion.Islam will be upheld if Muslim do shalat correctly.
  3. shalat is the key to all kindness.Rasullullah SAW.The first deed for which people will be brought to account on the day of judgement will be their shalats.If their shalats are good, then the rest of their acts will be good.On the contrary.if their acts will be bad"
  4. shalat is the foundation af faith.if someone considers shalat trivil,then that personb belittles Islam.
  5. shalat provides a way to be connected to Allah.
  6. shalat is the most beautiful way of praying.

Jumat, 05 November 2010

What Is shalat

Linguistically,Sholat means :
1.Prayer and praises
2.To pray for someone
for example.the angels do shalat to prophet Muhammad SAW.This means the angels pray for him.
3.To grant mercy.
For example, Allah does sholat to prophet Muhamaad SAW This means Allah grants the Prophet SAW His Mercy.
Terminologically, or in the context of fiqh,shalat is an act of worship that is opened by Takbiratul ihram and closed by salam.Every word and movement of shalat must be the same as the one exemplified by Rasullullah SAW,be it its conditions, pillars or sunnah.So,we cannot reduce or add anything to the words and movements of it.otherwise our sholat will be nullified.

Senin, 01 November 2010

KEWAJIBAN ORANG TUA TERHADAP ANAK

Ada beberapa kewajiban yang harus diperhatikan dan dilakukan setelah kita mempunyai Anak yaitu:
1.Bersyukur kepada Allah karena kita diberi anugerah dan amanah berupa anak.
2.Beraqiqah, yakni menyembelih dua ekor kambing pabila anak laki-laki, dan satu ekor kambing apabila anak kita perempuan
3.Memberi nama yang baik dan mulia
4.Menyusuinya selama dua tahun.
5.Mengkhitannya sebelum Baligh.
6.Mendidiknya sengan baik dan benar
7.Menikahkan ketika sudah cukup umur atau ada jodoh.

Jumat, 29 Oktober 2010

TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

Pendidikan dalam Islam haruslah berusaha membina atau mengembalikan manusia kepada fitrahnya yaitu kepada Rubbubiyah Allah sehingga mewujudkan manusia yang :
1.berjiwa tauhid
2.takwa kepada Allah
3.Rajin beribadah dan beramal shaleh
4.Ulil albab
5.Berakhlakul karimah

a.Berjiwa Tauhid
Tujuan pendidikan Islam yang pertama ini harus ditanamkan pada peserta didik,sesuai dengan firman Allah:(Dalam surat Al Luqman Ayat 13)
yang artinya "Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberikan pelajaran kepadanya,Hai Anakku janganlah kamu mempersekutukan ALLAH,sesungguhnya mempersekutukan Allah itu adalah benar-benar kezhaliman yang besar(QS.Luqman :13)
Manusia yang mengenyam pedidikan seperti ini sangat yakin bahwa ilmu yang ia miliki adalah bersumber dari Allah, dengan demikian ia tetap rendah hati dan semakin yakin akan bebesaran Allah.
b.Takwa kepada Allah SWT
mewujudkan manusia yang bertaqwa kepada Allah merupakan tujuan pendidikan Islam, sebab walaupun ia genius dan gelar akademiknya sangat banyak,tapi kalau tidak bertaqwa kepada Allah maka ia dianggap belum/tidak berhasil.Hanya dengan ketaqwaan kepada Allah saja akan terpenuhi keseimbangan dan kesempurnaan dalam hidup ini.
Allah berfirman:
"Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang paling Taqwa sesungguhnya Allah Maha mengetahui dan maha mengenal"(QS.Al-Hujurat :13)
c.Rajin beribadah dan beamal saleh
Tujuan pendidikan islam juga adalah agar pesdik lebih rajin dalam beribadah dan beramal saleh, apapun aktivitas dalam hidup ini haruslah didasarkan untuk beribadah kepada Allah,karena itulah tujuan Allah menciptakan manusia di muka bumi ini.
Firman Allah :"Dan aku tidak menciptakan Jin dan manusia melainkan supaya beribadah kepadaKU(QS.Adz-Dzariyaat:56)
Termasuk dalam pengertian beribadah tersebut adalah beramal shalih(berbuat baik)kepada sesama manusia dan semua mahkluk yang ada dialam ini,karena dengan demikian akan terwujud keharmonisan dan kesempurnaan hidup.
d.Ulil Albab
Tujuan pendidikan Islam berikutnya adalah mewujudkan Ulil albab yaitu orang-orang yang dapat memikirkan dan meneliti keagungan Allah melalui ayat-ayat qauliyah yang terdapat di dalam kitab suci Al-Qur'an dan Ayat-ayat kauniyah (tanda-tanda kekuasaan Allah)yang terdapat dialam semesta,mereka ilmuan dan intelektual,tetapi mereka juga rajin berzikir dan beribadah kepada Allah SWT.(terdapat Pada QS.Ali Imran :190-191)
e.Berakhlakul Karimah
Pendidika dalam Islam tidak hanya bertujuan untuk mencetak manusia yang memiliki kecerdasan saja, tapi juga berusaha mencetak manusia yang berahklak mulia.ia tidak akan menepuk dada atau bersifat arogan (congkak)dengan ilmu yang dimilikinya,sebab ia sangat menyadari bahwa ia tidak pantas bagi dirinya untuk sombong bila dibandingkan ilmu yang dimiliki Allah,malah ilmu yang ia miliki pun serta yang membuat ia sampai pandai adalah berasal dari Allah.apabila Allah berkehendak Dia bisa mengambil ilmu dan kecerdasan yang dimiliki mahkluknya(termasuk Manusia)dalam waktu seketika.Allah mengajarkan manusia untuk bersifat rendah hati dan berakhlak mulia.Allah berfirman :(QS.Luqman :180)

Kamis, 28 Oktober 2010

METODE HUKUMAN

Metode ini sebenarnya berhubungan dengan pujian dan penghargaan.Imbalan atau tanggapan terhadap orang lain itu sendiri dari dua, yaitu penghargaan(reward/targhib)dan hukuman (punishment/tarhib).Hukuman dapat diambil sebagai metode pendidikan apabila terpaksa atau tak ada alternatif lain yang bisa diambil.
Agama islam memberi arahan dalam memberi hukuman (terhadap anak didik/pesdik) hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
  1. Jangan menghukum ketika marah.kerena pemberian hukuman ketika marah akan lebih bersifat emosional yang dipengaruhi nafsu syaithaniyah.
  2. Jangan sampai menyakiti perasaan dan harga diri anak atau orang kita hukum.
  3. Jangan sampai merendahkan derejat dan martabat orang yang bersangkutan,misalnya dengan menghina dan mencaci maki di depan orang lain.atau pesdik.
  4. Jangan menyakiti secara fisik,misalnya menampar mukanya atau menarik kerah bajunya,dan sebagainya.
  5. Bertujuan mengubah prilakunya yang kurang atau tidak baik,kita menghukum karena anak berprilaku buruk/tidak baik.
Karena itu yang patut kita benci adalah prilakunya, bukan orangnya,apabila anak/orang yang kita hukum sudah memperbaiki prilakunya, maka tidak ada alasan kita untuk tetap membencinya, semoga kita bisa memilih metode pendidikan yang mana yang tepat digunakan, dan itu tergantung pada situasi dan kondisinya.

PENDIDIKAN

Apakah pendidikan itu? Pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk mendidik manusia sehingga tumbuh dan berkembang serta memiliki potensi atau kemampuan sebagaimana mestinya.
Ada tiga unsur utama yang harus terdapat dalam proses pendidikan,yaitu :
a.Pendidik (orangtua/guru/ustadz/dosen/ulama/pembimbing).
b.Peserta didik (anak/santri/mahasisw/mustami).
c.Ilmu atau pesan yang disampaikan (nasihat/materi/pelajaran/kuliyah/ceramah/bimbingan)
Selain itu ada tiga unsur sebagai pendukung atau penunjang dalam proses pendidikan agar mencapai tujuan yang diharapkan,yaitu :
a.Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai:yaitu berupa ruangan,bangunan atau tempat tertentu misalnya ruangan kelas.bangunan sekolah, perpustakaan,masjid, laboratorium,museum, koperasi dan sebagainya.
b.Metode yang menarik, peran metode dalam pendidikan sangatlah penting.sehubungan itu dianjurkan agar menggunakan metode yang menarik perhatian peserta didik,misalnya dalam pemberian nasihat atau ceramah diselingi oleh kisah-kisah para Nabi dan Rasul,sahabat,atau orang-orang salih,juga hendaknya jangan hanya menggunakan satu metode tapi gunakan metode-metode yang lainnya lebih baik lagi apabila dengan disertai menggunakan alat peraga.
c.Pengelola/Manajemen yang profesional,untuk mencapai hasil pendidikan sesuai dengan yang diharapkan maka perlukan pengelola/manajemen yang profesional.ketertinggalan sebagian umat islam dalam bidang pendidikan pada masa sekarang ini disebabkan kerena kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitasa tinggi,kurangnya kemampuan dalam hal finansial/keuangan dan kurangnya pengelola/manajemen yang profesional.

Senin, 25 Oktober 2010

Agar menjadi Mukhlis (orang yang Ikhlas)

- Selalu mengoreksi niat
- selalu berdoa dengan ikhlas
- Selalu berdzikir pagi dan petang dengan Doa "Ya Allah, Aku berlindung pada-MU dari menyekutukan-MU dengan sesuatu da aku menyadari itu, dan aku minta ampun dari apa yang aku tidak ketahui"
- Milikilah ketaatan yang tersembunyi,kebaikan yang tersembunyi yang tidak diketahui oleh seorangpun,kecuali oleh Allah
- Jadilah selalu menjadi teladan, dan jangan menyembunyikan ketaatan yang di bisa memberikan petunjuk pada manusia.

Selasa, 31 Agustus 2010

4 HAL YANG HARUS KITA TERAPKAN TERHADAP KITAB SUCI AL-QUR'AN

1.MEMBACA AL-QUR'AN
2.MENTERJEMAHKAN AL-QUR'AN
3.MEMAHAMI AL-QUR'AN
4.MENDAKWAHKAN DAN MENGAMALKAN AL-QUR'AN

Minggu, 22 Agustus 2010

Keistimewaan Bulan Ramadhan

-Bulan beribadah(syahrul Ibadah)
-Bulan Ampunan(syahrul gufran)
-Bulan Jihat( Syahrul Jihat)
-Bulan Kemenangan(Syahrul Fath)
-Bulan Turunya Al-Qur'an(syahrul Al-Qur'an)

Barang saiapa yang berpuasa dibulan Ramadahan dengan penuh Keimanan dan keikhlasan maka Allah akan mengampunkan dosanya yang telah lalu(HR,Muslim)

Selasa, 30 Maret 2010

KEWAJIBAN TERHADAP RASULULLAH MUHAMMAD SAW

* Mengimani Rasullullah SAW(QS.Al Anbiya:110)
* Menaati semua risalah dan Sunnahnya(An-nisa:59 dan Al Hasyr:7)
* Mencintai dan menjadikan sebagai Figur Idaman(QS.An nisa:65 dan Al Ahzab:21)
* Senantiasa Bershalawat kepada Rasulullah SAW(Al Ahzab:56)
* Mencintai Keluarga Rasullullah(Ahlul Bait)dan para Sahabat.

Senin, 29 Maret 2010

KEWAJIBAN TERHADAP ALLAH SWT

Terdapat sepuluh kewajiban terhadap Allah SWT, yang harus dilaksanakan kita :
- Beriman Kepada Allah SWT
- Taat Kepada Allah SWT
- Berzikir Kepada Allah SWT
- Berdo'a Kepada Allah SWT
- Bertawakal Kepada Allah SWT
- Husnudhan Kepada Allah SWT
- Bersyukur Kepada Allah SWT
- Bersabar Terhadap cobaan dari Allah SWT
- IKhlas dalam beribadah Kepada Allah SWT
- Mengharap Ridho Allah SWT

Senin, 22 Februari 2010

EKSISTENSI PENDIDIK

Pendidik merupakan orang kedua yang harus dihormati dan dimuliakan setelah orangtua.Mereka menggantikan peran orang tua dalam mendidika anak-anak atau peserta didik ketika berada di lembaga pendidikan adalah tempat apabila ada pepatah Mengatakan:
"Orangtua adalah guruku di rumah dan Guru adalah orangtuaku di sekolah"
Dengan demikian, seharusnya kita menghargai dan memuliakan para pendidik serta ulama sperti halnya memuliakan para orangtau kita Rasullullah bersabda:
"Bukanlah termasuk umatku, orang yang tidak menghormati orang tua(orang yang lebih tua),tidak menyayangi anak-anak (orang yang lebih muda),dan tidak memuliakan para ulama (orang yang berilmu)"(HR.Ahmad,Thabrani &Hakim)

Mengapa kita harus memuliakan para pendidik dan ulama Kerena melalui perantara merekalah kita menjadi pintar, memiliki berbagai ilmu pengatahuan, serta berhasil dalam kehidupan ini.Adakalanya peserta didik"terlupa" atau tidak menghargai jasa para pendidik dan ulama, bukan hanya mereka ketika lulus atau berhasil, tapi ketika juga mereka masih dalam proses pendidikan.Apabila hal ini terjadi, mak yakinlah bahwa peserta didik tersebut meskipun pintar tapi tidak akan membawa berkah(manfaat), jangankan bagi orang lain bagi dirinya sendiri pun tidak,Rasullulah tidak akan mengakui sebagi umatnya(seperi sabda beliu dalam hadis diatas) Maka mulialah yang memuliakan para pendidik dan ulamadan terhinalah yang tidak memuliakan (menghina) para pendidik dan ulama,maka renungkanlah...?

Selasa, 02 Februari 2010

Puisi Karya ( Dorothy Law Notle )

  1. Jika Anak dibesarkan dengan celaan ia akan belajar memaki
  2. Jika Anak dibesarkan dengan permusuhan Ia akan belajar berkelahi
  3. Jika Anak dibesarkan dengan penghinaan ia akan belajar menyesali diri
  4. Jika Anak dibesarkan dengan cemoohan ia akan belajar rendah diri
  5. Jika anak dibesarkan dengan toleransi ia akan belajar menahan diri
  6. Jika Anak dibesarkan dengan dorongan ia akan belajar percaya diri
  7. Jika Anak dibesarkan dengan pijian ia akan belajar menghargai
  8. Jika Anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan ia akan belajar keadilan
  9. Jika Anak dibesarkan dengan rasa aman ia akan belajar menaryh kepercayaan
  10. Jika Anak dibesarkan dengan dukungan ia akan belajar menyenangi dirinya
  11. Jika dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan ia akan belajar menemukan cinta dalam kehidupan

Senin, 18 Januari 2010

LEMBAGA PENYELENGGARA PENDIDIKAN

Badan atau penyelenggara pendidikan, baik pemerintah maupun swasta(biasanya berbentuk yayasan)berfungsi sebagai motor penggerak utama sekaligus penanggung jawab penuh terselenggaranya pendidikan di sekolah/madrasah yang di pimpinnya,
setiap penyelenggara pendidikan haruslah mengupayakan agar setiap kegiatan atau aktivitasnya dilaksanakan dengan profesionaldan penuh tanggung jawab(tidak asal-asalan)
Allah SWT Berfirman :
yang artinya :"Dan katakanlah,bekerjalah kamu sekalian, maka Allah dan Rasulnya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu"(QS.At Taubah:105)
Ali Bin Abi Tahalib ra, Juga pernah memperingatkan":Kebaikan yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kejahatan/kemungkaran yang terorganisir.
Hal lain yang perlu di perhatikan oleh lembaga penyelenggara pendidikan adalah perlu adanya kesinambungan antara tuntutan pemenuhan kewajiban terhadap para personil pendidikan(karyawan, pendidik,dan tata usaha)dengan pemenuhan hak-hak mereka,misalnya menyangkut kesejahteraannya.Hal yang masih menjadi perhatian di dunia pendidikan adalah rendahnya gaji pendidik dari profesi-profesi lainya.merupakan suatu Ironi apabila profesi pendidik yang diakui oleh semua pihak sebagai profesi yang mulia tapi masih belum dimuliakan,profesi terhormat tapi masih belum dihormati, profesi yang membawa kesejahteraan tapi masih belum di sejahterakan.
Ada hadis qudsi yang perlu direnungkan oleh para penyelenggara dan pemimpin(lembaga swasta maupun pemerintah di bidang pendidikan) yaitu :
"Ada tiga golaongan manusia yang Aku musuhi di hari kiamat nant. pertama orang yang berjanji atas NamaKu(bersumpah dengan NamaKU)tetapi kemuadian ia memungkiri janjinya itu,Kedua orang yang menjual manusia dan memekan hasil jualanya,Ketiga orang yang mempekerjakan buruh(pegawai/karyawan) yang senantiasa minta tambah gaji,tetapi tidak di penuhi.(HR.Bukhari dari Abu Hurairah).
Memang benar dalam Islam ada anjuaran untuk melaksanakan terlebih dahulu kewajiban,setelah itu Hak akan menyusul,tapi ada juga hadis yang menganjurkan agar para majikan membayar upah/gaji karyawan sebelum keringat mereka kering serta memeprhatikan Hak-hak mereka,Merupakan terbaik diantara itu adalah adanya saling pengertian dan kesinambungan serta pemenuhan hak dan kewajiban dari kedua belah pihak.

Jumat, 15 Januari 2010

HAKIKAT PENDIDIKAN ISLAM

Pendidikan di lembaga erat kaitanya dengan kewajiban menuntut ilmu. seperti di ketahui menuntut ilmu dalam islam hukumnya wajib, dalam sebuah hadits Qudsi,Allah Swt,berfirman :
"Wahai anak Adam (seluruh manusia)belajarlah ilmu-ilmu yang wajib atas kamu untuk mempelajarinya,kerena barang siapa yang tidak memiliki ilmu,maka ia tidak mempunyai akal dan tidak pula Agama,Barang siapa yang tidak mempunyai agama maka di akhirat ia tidak mempunyai surga."
Hakikatnya pendidikan itu merupakan :
  1. Proses yang pasti, karena bersumber dari sifat Allah yang mendidik yang menciptakan manusia secara fitrah selalu menginginkan kemajuan secara terus menerus.
  2. proses yang tetap, karena bersumber dari Allah dan berproses sesui dengan sunnatullah dan tidak bergeser sedikitpun.
  3. Proses yang objektif, kerena pendidikan berlaku untuk segenap manusia tidak bergantung kepada apa dan bagaimana status sosialnya di muka bumi ini.
  4. Memelihara ketauhidan umat manusia terhadap Allah SWT, yang merupakan inti dari hidup dan kehidupan umat manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT.