Assalamu'alaikum Wr.Wb Selamat Datang di Blog Dunia Pendidikan Berbagi Wawasan Keilmuan, Keislaman Oleh : Sahrialsyah Sinar, M.Pd.I

Rabu, 01 Agustus 2012

RAMADHAN BULAN PENDIDIKAN KARAKTER

Banyak pihak yang menilai bahwa proses pendidikan di Indonesia saat ini kurang memberi penekanan terhadap pembentukan karakter siswa. Pendidikan di Indonesia masih dianggap lebih menekankan aspek kognitif semata. Munculnya berbagai peyimpangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini ditengarai produk dari pola pendidikan yang mengabaikan pembangunan karakter peserta didik. Tentu saja penilaian ini dirasakan kurang adil karena banyak faktor terkait dengan pembentukan karakter seorang anak. Namun demikian bagi lembaga pendidikan khususnya sekolah tentu penilaian semacam ini dapat menjadi kritik guna melakukan pembenahan pola didik terhadap siswa.
Tidak heran jika kemudian pemerintah mencanangkan pentingnya pendidikan karakter dalam setiap pembelajaran di sekolah. Melalui pembelajaran yang terintegrasi dalam setiap mata pelajaran, pendidikan karakter diajarkan di sekolah.Bahkan saat ini setiap guru dituntut mampu mengembangkan silabus dan rencana pembelajaran yang memuat pendidikan karakter.
Dalam pasal 3 Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”. Dari pasal tersebut kemudian dijabarkan karakter positif yang perlu diajarkan disekolah dinataranya,religius,jujur,toleransi,disiplin,kerja keras, kreatif,mandiri, demokratis,rasa ingin tahu,cinta damai.
Bulan Ramadhan tampaknya momen yang tepat bagi sekolah guna menyelenggarakan kegiatan yang dapat membangun karakter positif siswa sebagiamana tuntutan dalam undang-undang sisdiknas di atas. Salah satu kegiatan yang rutin di bulan Ramadhan adalah Pesantren kilat sering disingkat dengan istilah sanlat. Melalui sanlat guru dapat memasukkan nilai-nilai positif kepada siswa. Keterlibatan guru dalam kegiatan Sanlat dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan kompetensi kepribadian dan sosial sehingga menjadi sosok yang pantas menjadi teladan bagi siswanya.Tentu saja penanaman karakter posiif tidak hanya dalam bentuk kegiatan sanlat.
Di bulan Ramadhan dengan berpuasa siswa diajak meningkatkan rasa empati dan simpati kepada sesama yang nasibnya belum beruntung. Bukankah dengan berpuasa mereka juga merasakan bagaimana rasanya hidup dalam kekurangan. Dengan demikian diharapakan tumbuh dalam diri siswa kepekaan sosial untuk saling berbagi. Melalui puasa, siswa diajak agar mempunya kepribadian yang sabar, tahan terhadap godaan dan menjunjung tinggi kejujuran.
Penanaman sikap toleransi di bulan Ramadhan tentunya sangat diperlukan. Siswa yang tidak menjalankan ibadah puasa menghormati kepada siswa yang berpuasa. Sebaliknya siswa yang berpuasa hendaknya tidak mencela kepada siswa yang tidak berpuasa karena alasan keyakinan atau alasan lainnya. Di sini sikap saling menghormati , toleransi dan cinta damai selalu dibina.
Sikap intoleransi dan pemaksaan kebenaran kepada pihak yang berbeda saat ini problematika bangsa yang patut diwaspadai. Sikap intoleran menumbuhkan benih-benih perpecahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Ada indikasi sikap intoleran tumbuh subur di era reformasi.Tidak sedikit kelompok yang menyemai benih sikap intoleran dan penggunaan kekerasaan dalam memperjuangkan ideologinya.Mereka secara terbuka menarik generasi muda sebagai pengikutnya.
Munculnya sikap merasa benar sendiri, menganggap orang yang tidak sepaham sebagai lawan yang layak diperangi di kalangan genersai muda perlu diwaspadai oleh para guru. Melalui penanaman nilai-nilai agama secara benar dan kesadaran tentang adanya keberagaman dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat, siswa diajak untuk lebih toleran dan cinta damai. Dan tampaknya bulan romadhon merupakan momen yang paling tepat guna melakukan kegiatan semacam itu.
Hal yang paling utama dalam pelaksanaan puasa adalah terbentuknya karakter manusia yang jujur. Puasa menuntut kejujuran bagi yang melaksanakannya.Bukankah yang tahu seseorang berpuasa atau tidak hanya diri sendiri dan Allah semata. Bahkan nabi Muhammad SAW sendiri menyatakan bahwa percuma bagi orang yang berpuasa tetapi tidak meninggalkan dusta. Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari. “ Barang siapa tidak meninggalkan ucapan dusta dam malah mengerjakannya, serta tidak pula meninggalkan perbuatan bodoh, maka tidak ada kepentingan dengan aktivitas dia meninggalkan makan dan minum.”
Di sinilah bulan ramadhan dapat dimanfaatkan sebagai momen pembentukan karakter manusia yang jujur. Kejujuran saat ini merupakan barang yang langka di negeri ini. Jika kita cermati maraknya tindak korupsi bermula dari ketidak jujuran.Ketidakjujuran berakibat pada pengkhianatan terhadap amanat yang diberikan.
Di akhir Ramadhan sekolah dapat menyelenggarakan kegiatan pembagian zakat fitrah dengan melibatkan siswa. Melalui kegiatan ini siswa di asah kecerdasan sosialnya. Sikap kasih sayang, peduli terhadap sesama perlu ditunjukkan dengan kegiatan nyata. Dengan melibatkan siswa dalam pengumpulan dan pembagian zakat fitrah siswa belajar bagaimana mereka berinteraksi sosial terhadap lingkungan di sekitar sekolah. Dalam kegiatan ini siswa juga dilatih mengorganisasi sebuah kegiatan sosial kegamaan dan mendalami kehidupan sesama yang kurang mampu.Dalam berorganisasi semacam inilah siswa akan tertanam sikap demokratis, disiplin, dan kerja keras.Sangat sayang jika sekolah hanya sekedar mengumpulkan zakat fitrah tanpa ketelibatan siswa untuk mengelola hasil pengumpulan dan penyalurannya.
Di bulan ramadhan ini tentunya guru dan siswa tidak ingin hanya masuk dalam tingkatan shaumul awam, puasanya orang awam.Puasa yang hanya sekedar menghindar dari perbuatan yang membatalkan puasa saja. Melalui kegiatan ramadhan di sekolah guru dan siswa diharapkan mampu meningkatkan diri masuk dalam tingkatan shaumul khusus atau puasa khusus. Puasa yang di samping menghindar dari perbuatan yang membatalkan puasa juga dari perbuatan yang dapat menggagalkan pahala puasa. Puasa yang mampu menghindari dusta, adu domba dan perbuatan haram lainnya.
Sekolah tidak sepantasnya membiarkan bulan Ramadhan berlalu begitu saja tanpa kegiatan yang yang bermanfaat. Bulan Ramamadhan merupakan momen yang tepat sekolah melakukan kegiatan-kegiatan yang mampu membentuk karakter positif siswa. Dengan tumbuhnya generasi bangsa berkarakter positif diharapakan mampu membawa bangsa ini kepada bangsa yang bermartabat. Bangsa yang menjunjung tinggi kejujuran, toleransi dan cinta damai.